
Banjarmasin, borneoinfonews.com – Hanya tinggal satu pekan lagi, bulan suci Ramadhan 1446 Hijriyah segera tiba. Menu utama untuk berbuka puasa seperti buah kurma pun mulai membanjiri pasar. Buah khas Timur Tengah ini dijual di berbagai tempat, terutama di pasar-pasar tradisional di Banjarmasin.
Di Pasar Harum Manis, Pasar Lima, dan Pasar Sudimampir Baru, para pedagang kurma sudah berjejer menawarkan berbagai jenis dan kualitas kurma. Salah satu pedagang, H. Ipan, yang juga pemilik toko H. Ipan di Pasar Lima, mengakui bahwa saat ini permintaan kurma semakin meningkat, baik dalam skala besar (partai) maupun eceran untuk didistribusikan ke berbagai tempat di Banjarmasin dan sekitarnya.
“Kurma Mesir merek Golden Valley harganya berkisar Rp 245 ribu per kotak. Memang ada kenaikan harga sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu dibandingkan sebelumnya, menjelang bulan puasa,” ujar H. Ipan kepada borneoinfonews.com saat ditemui pada Sabtu (21/2/2025).
Bahkan, satu bal kurma seberat 10 kilogram kini banyak diincar oleh pedagang eceran untuk dijual kembali demi meraih keuntungan. H. Ipan juga mengungkapkan bahwa kenaikan harga kurma hampir merata untuk semua jenis dan asal negara.
“Namun, tidak semua jenis kurma mengalami kenaikan harga. Beberapa merek tertentu masih relatif stabil,” tambahnya.
Menurut H. Ipan, kurma Madinah dijual seharga Rp 90 ribu per kilogram. Sementara itu, kurma favorit seperti kurma Ajwa atau kurma Nabi dibanderol Rp 400 ribu per kilogram, namun untuk grosir harganya sekitar Rp 350 ribu per kilogram.
Saat ini, kurma Rutap atau kurma setengah matang menjadi favorit pelanggan. “Jenis kurma ini tidak terlalu manis dengan rasa khas yang sedikit sepat dan manis. Harganya pun cukup terjangkau, sekitar Rp 90 ribu, tergantung ukuran dan kualitas buah,” jelas H. Ipan.
Terkait adanya informasi larangan impor kurma dari Israel, H. Ipan memastikan bahwa kurma dari negara tersebut tidak masuk ke Indonesia.
“Memang ada informasi soal larangan itu, dan setahu kami, Indonesia tidak bekerja sama dengan Israel. Kecuali jika ada importir nakal yang menyelundupkan dan mengganti label asalnya. Namun, kami yakin kurma yang masuk ke Indonesia tidak berasal dari Israel,” pungkasnya.
Laporan ini disusun oleh Juddin, dengan foto yang diambil di toko H. Ipan di Pasar Harum Manis, Jalan Pasar Baru, Banjarmasin. (bin/juddin)